Palas

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Balai Pustaka, 2005, mencantumkan: kro.nik n catatan peristiwa menurut urutan waktu kejadiannya; susunan waktu; yang berhubungan dengan waktu. Sedang Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), Balai Pustaka, 2006, menjelaskan: kronik E cerita yang meriwayatkan suatu peristiwa tersusun menurut waktu terjadinya.

Foto-Foto: Internet

Thursday, April 28, 2011

Ca’ile, Orang Kampung Kong Ba Gaya Kota: Percakapan (Lagi) Babak I

PESAN-PESAN pendek dari nomor +6285341698921 yang sempat terhenti beberapa saat, Rabu malam (27 April 2011) kembali membanjiri telepon saya. Intensitasnya makin tinggi sejak Kamis pagi (28 April 2011) hingga pukul 15.37 WIB.

Pembaca, Anda bisa membaca bagaimana isi pesan-pesan pendek itu dan akhirnya mungkin dapat menduga siapa pengirimnya. Mengingat percakapannya cukup panjang, untuk memudahkan penyajiannya saya bagi dalam dua babak. Yang pertama:

+6285341698921:
- Makanya you jgn cuma hidup di Luar Daerah trus, mo bilang anak Kampung tapi batang hidungnya nggak pernah kelihatan di Kampung gimana bilang anak Kampung, e ternyata anda hidup diluar lebih Bodok Jalan Amal tidak ada Litir goblok makanya kalu ngaku org kampung hrs tau Kampungnya, e Saya ke Luar Negeri tdk dibiayai Newmont duit sendiri bukan kayak kamu hanya penjilat sama Newmont.
- Kalu cuma hidup di Mongondow mungkin hanya Kel Kamu saja, kalu saya dan Kel saya Mongondow hanya tempat bersilaturahmi Keluarga.
Katamsi Ginano:
- Ha ha ha..... Luar negeri mana? Taruhan 10 juta ngana blum pernah injang LN. Bahasa Indonesia saja nyanda lurus, apalagi bahasa Inggris.
- Jalan Amal itu sebagian bekas sawah. Ah, ente rupa orang kota basar jo. Ente pe kampung lebeh jao ka udik dari kita pe tampa tinggal di Kota.
- Yes, kita memang orang Newmont, maar bukan cuma orang suruh-suruh. Nyanda rupa ngana katu', yang ki ata i ata. Ha ha ha....
- Rupa butul jo Mongondow cuma tampa silahturahmi keluarga. Eh, saudara biar mo bekeng seolah-olah ngana anak di luar Mongondow, ngana pe bahasa bukang anak kota basar pe bahasa.
- Kita analis bertahun-tahun, jadi kita tahu anak orang susah yang sok kaya. Sama deng ngana ini, noh
- Stupidity always no limit.
- Ha ha ha.... Mana suaramu?
+6285341698921:
- Analis tai. . .
- Coba you mampir ke Jln Amal tunjukkin ke saya Mana sawahnya selain hanya rumah padat penduduk n salah satunya Om Benyamin Ginano pe Rmh yg ada di situ, bilang anak Kampung kondisi Jl Amal aja nggak di ketahui lagi seperti apa bentuk dan modelnya dasar tolol anda ini.
Katamsi Ginano:
- O, lanjut lagi? Ayo.... Ha ha ha....
- So bilang ente pe bahasa kasar payah. Kampungan skali.
- Kita kuatir ngana memang kurang daya tangkap, jadi kita musti sabar mo ajar. Bagini: Kita bilang kita basar di litir di Jalan Amal. Depe arti itu 20 taong lalu. Sebelum ngana mendongeng kamana-mana, tanya jo pa Ulfa Paputungan kalu sampe taong brapa masih ada sawah di Jalan Amal.
- Kong, so bilang lei sudah jang bekeng moi-moi itu bahasa. Ngana nyanda cocok pake bahasa bagitu. Lebe dapa lia kalu ente snob.
+6285341698921:
- Anda bicara soal Pekerjaan bahwa yg lain hanya tukang suruh, terus anda di Newmont tukang apa, kalu bukan budaknya org Newmont anda kan sering disuruh berangkat ketempat yg diinginkan oleh Perusahaan, itu Namanya budak, kamu mau sok aksi keberadaan kamu aja di Mogolaing siapa tdk tau, e Presiden aja makan gaji pada rakyat disuruh oleh rakyat, apalagi kamu cuman Rakyat Jelata seperti saya, pemilik Newmont aja nggak sombong spt anda, apa lagi yg hanya makan gaji sama dia.
- Makanya Kalu udah era 2 ribuan jgn pake lagi bahasa Litir, ternyata kamu masih primitif.
Katamsi Ginano:
- Ha ha ha.... Memang langit 2 centi ente kang. So bilang kita pe pekerjaan bagus. Sedang ngana pasti maleleh gidi-gidi kalu kita kase tahu bagimana depe sadap ini karja babajalan. Daripada ente,  cuma dapa suruh-suruh di Kotamobagu; kong yang ba suruh lei cuma anak spangal.
- Dapa tau ngana memang bukang orang yang tahu kota basar. Newmont itu public listed company. Depe artinya, ini perusahaan so orang banya' punya.
- So itu kase klar itu skolah. Kalu kita yang pengetahuan so cukup, boleh DO. Kalu ente, so musti kase trus, supaya itu di atas kapala tatambah sadiki depe tinggi.
- Ha ha ha.... Biar jo primitif, maar nyanda sama deng ngana yang mati-matian mo ba gaya rupa orang kota basar deng kaya. Kasiang, mimpi deng kenyataan so baku campur.
+6285341698921:
- Siapa yg suruh apa saya ini anda sdh tau kalau siapa Saya.
- Yang kampungan kamu bukan saya, masak hidup dan tinggal dilitir walaupun 20 thn yg lalu, susah gimanapun org Bolmong msh tinggal digubuk atau rmh bukan dilitir kasihan pola pikir anda ini.
Katamsi Ginano:
- Ha ha ha.... So itu jang gaptek. Cuma 10 menit lokalisir ngana pe nomor, so dapa tahu. Dari Senin kita tahu sapa yang bolak-bale kirim SMS. Ngana kira teknologi yang torang pake sama deng ngoni biasa pake.
+6285341698921:
- Anda punya keberadaan saya sdh tau termasuk Keluarga anda, kan rmhnya Depan rmhnya Pak Ir. Hardi Mokodompit kan ? Asisten II KK jadi jgn Sombong dong. . . .trs yg tdk tamat sekolah siapa jgn ini cuman menampar muka sendiri.
- Iya siapa. . . .
Katamsi Ginano:
- Ah, Ending rupa-rupa jo ngana! Ha ha ha.....
+6285341698921:
- E. . .Ending mana e saya jarang ketemu org apalagi yg anda sebutkan ending aqu baru tau dari kamu...
Katamsi Ginano:
- Ha ha ha...... Dapa tangka dia.
+6285341698921:
- Siapa yg ditangkap, sy udah lama menggunakan handphone ini dan baru kali ini saya sms dgn kamu jadi jgn salah kaprah. 
Katamsi Ginano:
- Ha ha ha.... So tako toh.
+6285341698921:
- Ini udah salah sebut org, makanya udah nggak benar cara ngomongnya.
- He udah habis bahan kok nggak nyahut lagi. . . .
Katamsi Ginano:
- Ha ha ha, mo mangada orang rupa ngana mo abis bahan bagimana? Kita boleh ba cirita apa saja, yang tantu lebe banyak ngana nyanda paham.
+6285341698921:
- Justru saya lebih ingin nantang anda, dan saya juga nggak kehabisan bahan untuk mencerdaskan anda.
Katamsi Ginano:
- Ijazah instant sudah, apalagi? Sehan Ambaru? Kurang mo tunggu depe mulu basar mo somasi itu. MK? Ah, mo kalah yang jaga suruh-suruh pa ngana itu. Jadi apa lei?
- Nah, apa ngana mo bahas? Harga minyak dunia? Ekonomi global? Tren teknologi (kalu ngana mangarti lei apa itu teknologi), ilmu pengetahuan masa depan, atau mo ba bale ka litir di Pobundayan?
- Ha ha ha....
+6285341698921:
- Oh yg disuruh siapa, terus litir Pobundayan maksudnya kamu ini apa, saya nggak ngerti obrolan anda, cerita yg nggak masuk akal semua,
Katamsi Ginano:
- Memang nyanda maso diakal pa ngana. Ada akal so? Ha ha ha....
+6285341698921:
- Terus apa hubungannya dgn MK, itu Lembaga Negara yg nggak ada hubungan dgn saya.
Katamsi Ginano:
- Ha ha ha.... Kalu bagitu apa topik yang ngana mau?
+6285341698921
- Sebaiknya karyawan Newmont ini di rawat dulu dirmh sakit Jiwa, biar Normal kembali.
Katamsi Ginano:
- Hi hi hi.... Nyanda apa-apa, noh. Kita memang so barencana mo ba priksa. Baku balas SMS deng ngana memang perlu waspada apa kita masih waras atau nyanda.
- Bilang kua' mo bahas topik baru. Ada tanya apa, jawab apa.
+6285341698921:
- Lebih baik saya sarankan anda ini perbanyak Sholat dan tahajud memohon ampunan pada Allah swt, atas segala salah, dosa dan hilaf yg anda kerjakan selama ini.
Katamsi Ginano:
- Nah, ini dia, Tuhan pula yang dibawa-bawa. Saran diterima. Trus apa setelah itu? Trus urusan manusia yang ada di dunia ini mo bagimana? Hayo.....
+6285341698921:
- Anda yg berada diluar daerah bagaimana berfikir utk memajukan daerah ini baik dari sisi Infrastruktur Pembangunan maupun dari sector Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, SDM yg ujung2nya utk Kesejahteraan Rakyat Bolmong Raya.
Katamsi Ginano:
- Nah, ini cara berpikir tidak bertanggungjawab. Begini saudara, ada pembagian tanggungjawab dan hak yang jelas dari tiap individu dalam negara; yang semestinya dihormati dan dijalankan.
- Berpikir dan melakukan, seharusnya dijalankan sesuai dengan aspek yang secara sadar dipilih.
- Saya mau mencontohkan: Sehan Ambaru memilih bekerja sebagai PNS di Bolmong, yang ujungnya (secara ideal) adalah menjadi bagian dari mensejahterahkan Bolmong.
- Saya memilih bekerja di sektor yang lain, mengkontribusi pada negara dan Bolmong khususnya, lewat pilihan itu.
- Kalau saudara Sehan Ambaru "mengacau" seperti yang terjadi 31 Maret 2011, maka kontribusi saya yang riil adalah ikut melakukan pegawasan dengan (kalau perlu) menempeleng otak bebalnya.***