Palas

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Balai Pustaka, 2005, mencantumkan: kro.nik n catatan peristiwa menurut urutan waktu kejadiannya; susunan waktu; yang berhubungan dengan waktu. Sedang Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), Balai Pustaka, 2006, menjelaskan: kronik E cerita yang meriwayatkan suatu peristiwa tersusun menurut waktu terjadinya.

Foto-Foto: Internet

Saturday, April 30, 2011

Pemberitahuan Pertama ke Kabag Hukum dan HAM Pemkab Bolmong

MENDENGAR namanya, Haryono Paransi, SH, memori saya melompat ke masa kecil, dulu kala Apakah tidak salah mengingat bahwa Kepala Bagian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) ini adalah seorang kawan dari masa kecil, teman bertanding main catur --permainan yang saya gilai hingga duduk di Fakultas Teknik (FT) Unsrat? Atau inikah Haryono Paransi yang dulu berkuliah di Fakultas Hukum (FH) Unsrat?

Nostalgi selalu membuat saya sentimentil. Sungguh tidak enak berperkara dengan kawan, apalagi kalau dia hanyalah imbas (collateral damage) dari perbuatan orang lain. Tapi apa boleh buat, itulah yang mungkin saya lakukan hanya karena Haryono Paransi adalah atasan langsung Sehan Ambaru di Bagian Hukum dan HAM Pemkab Bolmong; bila Sehan Ambaru tidak mengambil tindakan nyata dari ancaman somasi yang sudah dia lontarkan.

Pembaca, bersama dengan Surat Peringatan Pertama yang dikirimkan ke Sehan Ambaru, saya juga mengirimkan Surat Pemberitahuan Pertama kepada Haryono Paransi sebagai Kabag Hukum dan HAM Pemkab Bolmong. Anda bisa membacanya di sini.

Surat ini (sama seperti yang ditujukan untuk Sehan Ambaru) adalah dokumen publik --karena isunya sendiri sudah menjadi pengetahuan umum. Publikasinya saya lakukan agar kita semua bisa memetik pelajaran bahwa setiap keberatan terhadap perilaku birokrat (bukan hanya di Bolmong) selayaknya dilakukan lewat tata cara yang benar.

Jakarta, 29 April 2011,

Lampiran : 1 (Satu) Berkas

Kepada,
Yth Haryono Paransi, SH
Kepala Bagian Hukum dan HAM Pemkab Bolmong
Di-
Bagian Hukum dan HAM
Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow
Jl Brigjen Katamso No. 431 Kotamobagu
Sulawesi Utara 95711

Perihal : PEMBERITAHUAN PERTAMA

Dengan hormat,

Harian Radar Totabuan, halaman 4, Rabu (27 April 2011) menurunkan berita Sehan Somasi Katamsi dan Harian Radar Manado, halaman 7, Kamis (28 April 2011) menulis Dinilai Menghina, Katamsi Disomasi, di mana secara terbuka pegawai negeri sipil (PNS) di Bagian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Pemkab Bolmong, Sehan Ambaru, menyatakan akan mensomasi saya. Somasi tersebut karena Saudara Sehan Ambaru merasa terhina akibat tulisan Bos Bilang…. yang ditampilkan di blog saya http://kronikmongondow.blogspot.com/.

Tulisan yang dijadikan dasar sebagai penghinaan tersebut, saya tulis dan ditujukan terhadap PNS yang berperilaku tidak sejalan dengan sejumlah undang-undang (UU) dan turunannya, termasuk Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Bersama surat ini saya menyertakan tulisan dan dokumen PP dimaksud.

Saya berkeyakinan apa yang saya tulis tidak melanggar satu pun aspek hukum perdata maupun pidana, tetapi kontrol warga negara terhadap PNS yang menjadi aparat pelayan kepentingan umum sebagaimana yang diamanatkan UU. Dan karena itu saya merasa dirugikan oleh pernyataan Saudara Sehan Ambaru, yang secara langsung dapat dikategorikan sebagai ancaman terhadap kenyaman saya sebagai warga negara Indonesia.

Namun dengan memahami bahwa saudara Sehan Ambaru adalah staf di Bagian Hukum dan HAM Pemkab Bolmong, di mana Anda adalah atasan langsungnya, dengan niat baik saya menyampaikan:
  1. Apabila seorang PNS bersikap, berperilaku, atau bertindak tidak sebagaimana hak dan kewajibannya sesuai amanat UU dan turunannya, maka atasan-atasan yang bersangkutan bertanggungjawab melakukan pembinaan, baik lewat tindakan administratif maupun disiplin.
  2. Mengingat perilaku Saudara Sehan Ambaru yang saya kritik dalam posisinya sebagai PNS, saya berkeyakinan Kabag Hukum dan HAM Pemkab Bolmong berkewajiban melakukan pembinaan dan/atau mengambil tindakan administratif dan disiplin sesuai kewenangan yang dimiliki. Pembinaan atau tindakan tersebut adalah agar yang bersangkutan dapat didisiplinkan sesuai aturan yang mengikat dan wajib dipatuhi setiap PNS di seluruh wilayah Republik Indonesia.
  3. Pernyataan Saudara Sehan Ambaru yang sudah menjadi pengetahuan umum telah saya tindak-lanjuti dengan Surat Peringatan Pertama yang juga ditembuskan ke Kabag Hukum dan HAM serta pihak terkait dan berkepentingan lainnya. Apabila yang bersangkutan tidak melakukan upaya somasi sebagaimana yang sudah dinyatakan, atau meminta maaf secara terbuka, dengan sangat menyesal saya menyampaikan akan mengambil tindakan yang secara hukum berkonsekwensi bertingkat, termasuk terhadap para atasannya.
Demikian pemberitahuan ini saya sampaikan dengan niat baik sebagai warga negara Indonesia, sekaligus sebagai orang Mongondow, untuk ditindak-lanjuti sebagaimana mestinya.

Terima kasih.

Katamsi Ginano

Tembusan:
Disampaikan dengan hormat kepada,
  1. Bupati Kepala Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow
  2. Sekretaris Daerah Pemkab Bolmong
  3. Asisten 1 Pemkab Bolmong
  4. Saudara Sehan Ambaru
  5. Harian Radar Totabuan
  6. Harian Radar Manado
  7. Pihak-pihak yang terkait dan berkepentingan

Peringatan Pertama untuk Sehan Ambaru

MERASA terhina dengan tulisan Bos Bilang...., Sehan Ambaru secara terbuka mengancam mensomasi saya. Ancaman tersebut sudah dipublikasi di Harian Radar Totabuan dan Harian Radar Manado. Hingga hari ini (Sabtu, 30 April 2011) saya tidak menerima sepotong surat pun dari yang bersangkutan.

Mengingat pernyataannya sudah menjadi pengetahuan umum, tentu saya harus mengambil tindakan. Pembaca, tindakan itu adalah Surat Peringatan tertanggal Jumat, 29 April 2011, yang saya tujukan pada Sehan Ambaru dengan tembusan ke para atasannya di Pemkab Bolmong serta dua media yang memuat ancamannya.

Anda bisa membaca dengan lengkap surat yang sudah saya kirimkan dengan jasa tercatat serta ke email sehanambaru@yahoo.com (yang ternyata sudah tidak aktif lagi):


Jakarta, 29 April 2011,


Lampiran : 1 (Satu) Berkas

Kepada,
Saudara Sehan Ambaru
Di-
Bagian Hukum
Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow
Jl Brigjen Katamso No. 431 Kotamobagu
Sulawesi Utara 95711

Perihal : PERINGATAN PERTAMA

Saudara Sehan,

Harian Radar Totabuan, halaman 4, Rabu (27 April 2011) menurunkan berita Sehan Somasi Katamsi dan Harian Radar Manado, halaman 7, Kamis (28 April 2011) menulis Dinilai Menghina, Katamsi Disomasi, di mana secara terbuka Anda menyatakan akan mensomasi saya. Somasi tersebut karena Anda merasa terhina akibat tulisan Bos Bilang…. yang ditampilkan di blog saya http://kronikmongondow.blogspot.com/.

Tulisan yang Anda jadikan dasar sebagai penghinaan tersebut, saya tulis dan ditujukan terhadap pegawai negeri sipil (PNS) yang berperilaku tidak sejalan dengan sejumlah undang-undang (UU) dan turunannya, termasuk Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Bersama surat ini saya menyertakan dokumen PP dimaksud untuk Anda pelajari.

Saya berkeyakinan apa yang saya tulis tidak melanggar satu pun aspek hukum perdata maupun pidana, tetapi kontrol warga negara terhadap PNS yang menjadi aparat pelayan kepentingan umum sebagaimana yang diamanatkan UU. Dan karena itu saya merasa dirugikan oleh pernyataan Anda, yang secara langsung dapat dikategorikan sebagai ancaman terhadap kenyaman saya sebagai warga negara Indonesia.

Sebab pernyataan Anda sudah menjadi pengetahuan umum, dengan ini saya mengingatkan:
  1. Saya menunggu somasi Anda sesegera mungkin, paling lambat 6 (enam) hari setelah diterimanya surat ini, dan dapat dikirimkan ke salah satu alamat resmi saya, yaitu Jalan Gunawarman No. 63 Jakarta, Indonesia 12189 atau Malalayang II, Lingkungan 2, Manado, Sulawesi Utara 95000. Somasi dimaksud juga ditembuskan ke email: kronik.mongondow@gmail.com agar dapat saya tindak-lanjuti segera.
  2. Apabila saya tidak menerima somasi Anda dalam paling lambat 6 (enam) hari setelah diterimanya surat ini; maka saya menuntut permintaan maaf terbuka lewat dua media yang telah mempublikasi pernyataan Anda. Permintaan maaf yang juga terhitung 6 (enam) hari setelah diterimanya surat ini serta  harus ditembuskan ke email: kronik.mongondow@gmail.com dan akan saya publikasi di blog http://kronikmongondow.blogspot.com/.
Apabila dalam batas waktu tersebut saya tidak menerima somasi atau permintaan maaf resmi Anda yang sudah dipublikasi oleh Harian Radar Totabuan dan Harian Radar Manado, maka saya akan mengambil tindakan berikutnya untuk menjamin hak saya sebagai warga negara yang melakukan kontrol terhadap aparat pelayan masyarakat.

Demikian surat peringatan pertama ini. Saya menunggu jawaban dan tindakan nyata Anda.

Terima kasih.

Katamsi Ginano

Tembusan:
Disampaikan dengan hormat kepada,
  1. Bupati Kepala Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow
  2. Sekretaris Daerah Pemkab Bolmong
  3. Asisten 1 Pemkab Bolmong
  4. Kepala Bagian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Pemkab Bolmong
  5. Harian Radar Totabuan
  6. Harian Radar Manado
  7. Pihak-pihak yang terkait dan berkepentingan

        Thursday, April 28, 2011

        Hore...!

        TULISAN MK akan Menangkan Salihi Mokodongan-Yani Tuuk dan KPU Bolmong yang diunggah di blog ini pada Jumat (22 April 2011) terbukti kebenarannya. Di  sidang Mahkamah Konstitusi (MK) yang berlangsung Kamis (28 April 2011), putusan Majelis Hakim yang menyidangkan perkara ini memang sudah diduga sejak awal. Paling tidak oleh mereka yang memahami hukum dan wewenang batas-batas kewenangan MK dalam menyindangkan sengketa Pilkada; serta yurisprudensi dari putusan-putusan sebelumnya.

        Terhadap gugatan pasangan Didi Moha-Norma Makalalag, Majelis Hakim MK berpendapat: Pertama, gugatan untuk keabsahan ijazah Salihi Mokodongan bukanlah kewenangkan MK. Dengan demikian, dalil yang disampaikan pemohon (dalam hal ini pasangan Didi Moha-Norma Makakalag) harus dikesampingkan. Kedua, gugatan adanya politik uang yang dipraktekkan pasangan Salihi Mokodongan-Yani Tuuk juga ditolak. Majelis Hakim MK justru menilai penggugatlah yang justru mempraktekkan politik uang.

        Terbuktinya praktek politik uang oleh Didi Moha-Norma Makalalag membenarkan mayoritas pendapat yang berkembang di Bolmong (sayangnya ditutup-tutupi media massa yang mendukung pasangan ini karena terikat kontrak pencitraan dengan menggunakan dana Pemkab), bahwa gugatan mereka tidak lebih dari meludah ke wajah sendiri. Penilaian Majelis Hakim itu, di sisi lain bisa ditindak-lanjuti, sebab bila dana yang digunakan berasal dari APBD/APBN atau fasilitas negara untuk warga kurang mampu seperti beras miskin (Raskin), konsekwensinya adalah tindak kriminal.

        Dua putusan MK terkait gugatan Didi Moha-Norma Makalalah itu sebelumnya sudah berulangkali saya bahas di beberapa artikel di blog ini. Sama dengan gugatan Suharjo Makalalag-Hasna Mokodompit yang juga ditolak Majelis Hakim.

        Kelemahan terbesar gugatan Suharjo Makalalag-Hasna Mokodompit karena (sebagaimana yang juga disampaikan sejumlah saksi selama proses pengadilan berlangsung) satu partai pendukung saja yang menarik dukungan, maka syarat minimal 15 persen dukungan yang mesti mereka kantongi gugur sudah. Dan itulah yang terbukti dilakukan beberapa partai, sebagaimana fakta yang tersaji selama persidangan berlangsung.

        Pelajaran Demokrasi

        Apa arti ditolaknya gugatan Didi Moha-Norma Makalalag dan Suharjo Makalalag-Hasna Mokodompit bagi warga Bolmong umumnya? Menurut hemat saya, masyarakat telah berhasil mengajarkan apa dan bagaimana berdemokrasi, terutama pada pasangan Didi Moha-Norma Makalalag dan partai pendukungnya (Partai Golkar dan Partai Demokrat).

        Beberapa hari lalu saya membaca pernyataan Didi Moha, juga Sekretaris PG Bolmong, di media massa terbitan Manado dan Kota Kotamobagu Pernyataan Didi Moha, juga Sekretaris PG Bolmong, Widi Mokoginta, bahwa gugatan mereka ke MK adalah untuk pembelajaran demokrasi, justru adalah cermin ketidakmengertian dan ketidakmampuan mereka memahami serta mempraktekkan demokrasi yang sehat-bermartabat. Apalagi kemudian MK menilai merekalah yang justru mempraktekkan politik uang, satu perilaku yang sangat menciderai demokrasi.

        Saya kira, sebagai anak muda, Didi Moha –juga Widi Mokoginta— bisa memetik pelajaran berharga dari seluruh rangkaian pelaksanaan Pilkada Bolmong hingga putusan Majelis Hakim MK hari ini. Bahwa, ada batas-batas di mana seorang politikus mesti mengambil putusan dengan pertimbangan tidak hanya demi egonya atau ego kelompoknya.

        Saya berharap dapat membantu Didi Moha untuk keberlanjutan karir politiknya di masa datang, sepanjang sejumlah orang yang secara sengaja menjerumuskan dia (juga keluarganya) ke praktek politik yang irasional, disingkirkan sejauh mungkin.

        Kesadaran terhadap batas ingin saya sampaikan pula pada sejumlah politikus dan (katanya) konsultan serta pengamat politik, yang terlibat aktif (atau aktif melibatkan diri) di Pilkada Bolmong, semisal Pitres Sombowadile. Saya menggaris bawahi Pitres bukan karena dia penting, tetapi untuk mengingatkan warga Bolmong (dan publik politik umumnya di Sulut), betapa tidak berkualitasnya assessment dan prediksi politik yang bersangkutan.

        Pembaca, Anda mungkin masih ingat Harin Komentar, Senin (18 April 2011) menurunkan berita Hasil Sidang MK Bakal 
Keluarkan Putusan ‘Heboh’
Bolmong, yang mengutip habis analisis Pitres. Bahwa, Pertama, kemungkinan MK memutuskan diadakanya Pemilukada ulang dan harus mengakomodir Suharjo Makalalag-Hasna Mokodompit. Kedua, diadakanya pemungutan suara ulang tanpa mengikutsertakan Suharjo-Hasna. Ketiga, Pemilukada ulang dimana pasangan Salihi Mokodongan-Yanni Tuuk akan didiskualifikasi. Dan keempat, MK akan meminta KPU Bolmong untuk menggelar pleno penetapan Bupati-Wakil Bupati Bolmong terpilih (minus Salihi-Yanni). Secara otomatis pasangan Limi Mokodompit-Meidy Pandeirot peraih suara terbanyak kedua tampil sebagai pemenang.


        Analisis yang luar biasa ngawurnya karena tak ada satu pun yang mendekati fakta putusan Majelis Hakim MK hari ini.

        Arus Balik

        Lalu apa setelah MK menolak gugatan Didi Moha-Norma Makalalag dan Suharjo Makalalag-Hasna Mokodompit? Tentu yang pertama kita semua menunggu dikukuhkannya Salihi Mokodongan-Yani Tuuk sebagai Bupati-Wakil Bupati (Wabup) Bolmong 2011-2016. Setelah itu, biarkan mereka bekerja menata Bolmong tanpa direcoki oleh kebiasaan ‘’asal bapak senang’’ yang terbukti perlahan-lahan bakal meracuni dan membuat mereka berakhir sebagai pemimpin yang ‘’sama saja dengan yang lain’’.

        Agar mereka selalu awas, kontrol dan kritik harus terus-menerus dilakukan dengan ketat. Saya, hari ini –di saat kebanyakan warga Bolmong meneriakkan ‘’hore…!’’ menegaskan: Saya akan selalu mengambil jarak dengan kekuasaan. Artinya, sampai di sini dukungan saya terhadap Om Salihi dan Yani Tuuk. Setelah ini, dukungan saya terhadap mereka berdua adalah kritik dan koreksi yang mungkin saja bakal memerahkan kuping dan memicu amarah.

        Di luar itu, yang saya kuatirkan, adalah nasib sejumlah orang –tertama birokrat yang terang-terangan berpolitik praktis, bahkan menjadi operator terdepan kampanye hitam terhadap Bupati-Wabup terpilih--; yang tentu bakal dituntut pertanggungjawabannya sesuai UU dan peraturan yang berlaku. Saya yakin, tanpa dipegaruhi perasaan pribadi (sakit hati dan sejenisnya), orang-orang tersebut lebih dari pantas dicopot dari jabatan dan diseret ke hadapan hukum.

        Saya berharap proses itu bukanlah balas dendam politik yang biasanya selalu dengan cara bumi hangus.***

        Mimpi Alumni Unsrat: Percakapan (Lagi) Babak II

        PENGIRIM pesan-pesan pendek dari nomor +6285341698921 tampaknya sangat ingin dianggap sebagai alumni Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado. Dia bahkan tanpa malu mengaku menyandang gelar sarjana ekonomi (SE). Sayang, dia terpeleset menyebut siapa penanda-tangan ijazahnya.

        Inilah Babak II  percakapan lewat pesan pendek itu (sekaligus posting terakhir yang mengakomodasi ketidak-cerdasan di blog ini. Seterusnya, blog ini kembali hanya menampilkan hal-hal yang terkait dan sejalan dengan substansi pembuatannya):


        +6285341698921:
        - Pilihan itu harus ada dampak langsung pada rakyat artinya langsung dirasakan oleh rakyat, bukan hanya retorika semata.
        Katamsi Ginano:
        - Nah, kalau begitu apa konkritnya? Saya ingin tahu bagaimana ada menyederhanakan konsep besar itu?
        +6285341698921:
        - Ini kekurangan anda seakan-akan main tebak-tebakkan, e saya bukan Sehan Ambaru, sehan ambaru saya hanya tau dlm surat kabar yg beritanya akan mengsomasi anda kok semakin Nyasar ini omongan kamu, jgn main tembak dong tadi org lain yg ditembak ini lain lagi macam apa kamu ini, sebaiknya kamu minta referensi hukum atau aturan sama si Poltak raja minyak dari Medan.
        Katamsi Ginano:
        - Eh, mana ngana pe konsep kongkrit. Jang dulu kamana-kamana. Kita so kase contoh. Skarang ngana punya mana? Adoh so mulai dapa lia butul-butul bekeng malu ngana ini.
        +6285341698921:
        - Konsep itu hrs secara Ilmiah dan memeliki Naskah Akademiknya bukan konsep asala-asalan yg terlalu murahan dan tak pantas di Paparkan dlm SMS ini, bukan Konsep tukang Bakso.
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha.... Bol-bol butul ngana, eh. Ada tanya apa yang kongkrit, bicara naskah akademik. Ada email ngana, nanti kita kirim kita pe naskah-naskah akademik for jadi contoh.
        - Sudara, kasiang, ngana. Kita sinis, tapi bukang pang ba hina; jadi kita nimau talebe jang so jadi penghinaan pa ngana. Maar dapa sayang ngana. Kasiang, blajar jo dulu baru kalu so sadiki mangarti, bale kong torang ba cirita ulang.
        +6285341698921:
        - Kok saya yg nanya ke dia, e skarang dibalik ke saya lagi, apa nggak mampu jawab ?
        Katamsi Ginano:
        - Adoooh, lia ka atas itu percakapan-percakapan. Astaga, kamana ngana kasiang? Mana ngana pe konsep memajukan Bolmong? Kita so kase tahu kita punya. Ha ha ha.... Bingung toh ngana, karna ngana memang nintau.
        - Itu dia yang kita bilang dapa sayang, bodok kong tunjung pande. Ngoni pe kabiasaan tunjung pande ini yang bekeng torang lei ada bahan mo tatawa akang.
        +6285341698921:
        - Anda pernah sekolah atau tdk atau cuman sampai TK aja, ngomong a di jawab b gimana lagi berkomunikasi dgn Manusia ini.
        Katamsi Ginano:
        - Bagini, bale jo dulu ka pertanyaan tadi: mana ngana pe konsep memajukan Bolmong? Nyanda usaha yang susah, yang paling gampang jo. Kita so jawab kita punya. Skarang ngana mana?
        - Don't dancing around.
        - Ha ha ha.... Kita nyanda pernah TK. Langsung SD dulu. Beda deng ente katu', sedang TK musti ulang tiga kali.
        +6285341698921:
        - Ternyata susah juga ajarin org ini, kamu ibarat sepeda Motor ngak Cun mesinnya, musti di Ovesais dulu baru bisa Cun. Makanya saya lebih baik menanhapi argumen anak kecil dari pada anda.
        Katamsi Ginano:
        - Sudah, nyanda usah (pinjam ngana pe kata-kata) ba retorika dan ba putar-putar. Mana itu konsep? Yang paling gampang jo.
        - Ha ha ha, dapa tau ngana pe isi kapala nyanda ada, toh.
        +6285341698921:
        - Dasar nggak punya Pemahaman Pembangunan, maka otaknya bukan tdk punya isi tapi Otak tuturuga atau Pomponu.
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha, no mana ngana pe pemahaman? Payah ente ini, noh. Mana? Kase contoh ngana pe pemahaman.
        +6285341698921:
        - Kalu soal Penghinaan anda paling terdepan, bukan di belakang.
        Katamsi Ginano:
        - Eit, konsep dulu? Jangang kamana-mana. Bilang mo ba cirita serius.
        +6285341698921:
        - Saya tdk akan kemana-mana tetap ada di Bolmong, cuman anda batang hidungnya nggak pernah kelihatan di Bolmong, namun selalu menghina rakyat di Daerah ini.
        Katamsi Ginano:
        - Tunggu dulu, ada bicara konsep dari tadi. Mana ngana pe konsep? Kase tunjung ngana pe pande dulu. Mana? Hi hi hi....
        +6285341698921:
        - Kamu tau berbahasa Indonesia yang baik, saya kan bilang Konsep Pembangunan bukan mau dipaparkan dalam sms ini dia memiliki Naskah akademik yg komprehensif dan di bawah dalam Seminar Ilmiah itu baru namanya Konsep, karena hal ini akan melibatkan Publik dan para pakar utk didiskusikan dan kesimpulannya akan di ambil utk dijadikan acuan, bukan konsep Pemukiman kumuh, memprihatinkan aja pribadi kamu ini. 
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha..... Salah. Apa ngana pe konsep. Tiga kalimat saja. Yang praktis. Saudara, ngana nyanda paham, toh?
        +6285341698921:
        - Ternyata Anda tak paham soal Konsep Pembangunan, kalau saya itu adalah basic Pendidikan saya krn jurusan saya adalah Study Pembangunan, Sehingga pemikiran yg akan diberikan ke Publik hrs pada tataran Konsep Ilmiah dan memiliki naskah akademiknya, masak mau diminta 1 atau 2 kata ini kan pek org Gila.
        Katamsi Ginano:
        - Kong nyanda klar, toh? Makanya yang kita minta, paling basic saja, ngana nyanda paham. Ha ha ha....
        - Ha ha ha, saudara, biar orang pange pa ngana meneer di kampus; jangan berilusi ngana meneer. Nyanda klar.... Ha ha ha.... Brapa ngana pe nomor registrasi ijazah? Ha ha ha….
        - Studi Pembangunan, prek!
        +6285341698921:
        - Anda ini cocok jadi kepada Dusun di Kampung terkecil di Bolmong.
        Katamsi Ginano:
        - Atau senior position di perusahaan basar? Kita pilih yang skarang, apalagi kalu di dusun itu ada orang rupa ngana, ha ha ha.... Bukang apa-apa, kite gli skali pa orang bodok kua'.
        - Jadi mana ngana pe konsep? Studi pembangunan pasti tau sapa itu Walt Rostow, AFK Organski, Talcott Parsons deng laeng-laeng. Sapa dorang?
        - Eh, ini bukang merek capatu.
        +6285341698921:
        - Gimana tdk selesai, apa mau lihat Ijasah saya yg masih ditanda tangani oleh Prof.DR. Lucky Sondakh selaku Rektor dan Prof. Ibu Nayoan selaku Dekan Fakultas Ekonomi apa hrs di tunjukkin ke Kamu ?
        Katamsi Ginano:
        - Oi, saudara, mana itu konsep?
        - Kong mana itu konsep? Jang bekeng malu pa itu orang-orang yang ngana cumu.
        +6285341698921:
        - Anda sebut dan anda jawab itu adalah Kebodohan anda.
        Katamsi Ginano:
        - Deng katu' kau mo mengarang, cek depe data: Lucky Sondakh itu Rektor 2004-2008; Prof Nayoan itu Dekan FE 1994-1999, kong darimana ngana pe ijazah dorang yang tanda tangan?
        +6285341698921:
        - Anda tak punya otoritas utk menanyai itu pada saya, kalau anda semua org di Bolmong tau tdk selesai Kuliah, makanya cuman jadi kuli sama Newmot
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha.... UDK nyanda klar kong mimpi pernah jadi anak Unsrat. Ha ha ha....
        - Ha ha ha.... Jadi Unsrat kata? Ha ha ha.... Depe ijazah kata Rektor Prof Lucky deng Dekan Prof Nayoan tanda-tangan. Ha ha ha, beda taong.
        - Adoh, kasiang ngana.
        - Nyanda baku sambung butul. Nyanda genap.
        - Pasti itu ijazah cuma ada pi sablon sandiri; sama deng tuh ijazah instant di Bolmong. Ha ha ha....
        +6285341698921:
        - E saya tak pernah jadi Mahasiswa maupun Dosen UDK, siapa ini yg kau maksud, ketawa aja saya dgn kamu, e Lucky Sondakh baru tahun 2007-2008 di gantikan oleh DR Donal Rumokoy yg Rektor saat ini, dan Prof Nayoan di gantikan Ibu Kawet semasa Rektor Lucky Sondakh, siapa yg di UDK, E Bapak cari tau dulu siapa yg ber sms dgn Kamu jgn main tebak dong atau sembarang tuding bisa kena peluru nyasar kamu.
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha, ngana bukang anak Unsrat. Jelaskan dulu kiapa ngana pe ijazah Prof Sondakh deng Prof Najoan yang tanda tangan, sementara dorang beda taong menjabat?
        - Mana itu peluru? Ayo.....
        +6285341698921:
        - Ini yg bodoknya anda makanya nggak pantas lagi ngobrol sama anda.
        Katamsi Ginano:
        - Jelaskan dulu.... Samua anak Unsrat tahu Prof Lucky Rektor kapan; Prof Najoan Dekan FE kapan. Hadodo, mangaku-ngaku. Nyanda ada malo deng pait. Anak ISP FE Unsrat mo cari pangana?
        - Payahhhhh ha ha ha....
        +6285341698921:
        - Anda jadi Manusia, hanya jadi Manusia Penuding, makanya anda saya sarankan banyak sholat tahajud dan mohon ampunan Banyak. Agar Pikiran anda yg bengkok bisa lurus.
        Katamsi Ginano:
        - Ini bagian ini sudah tadi, ah. Ha ha ha....
        - Jelaskan dulu ngana pe ijazah yang ISP FE Unsrat itu. Dusta, toh.... Adodoh, ba dusta dia.
        +6285341698921:
        - Anda tak punya otoritas utk menanyakan Ijasah saya, krn yg menanyakan tdk menamatkan sekolah.
        - Kalu anda memang pendusta mati, makanya saya dukung org2 yg menghamtam anda.
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha, so itu jang mangaku-mangaku. Anak Unsrat, sarjana Studi Pembangunan FE, ha ha ha....
        - Mana itu konsep? Kong kiapa itu ijazah boleh Prof Lucky deng Prof Najoan tanda-tangan? Jelaskan jo dulu.
        - Sedang ba dusta bodok, bagimana mo mangada pa kita?
        - Ha ha ha.... Coba cek, pasti di atas pa ngana pe kapala ada tampurung ada ta tutu akang.
        +6285341698921:
        - Ya memang saya Alumnus Fekon Unsrat kok kamu yg iri, kenapa merasa iri, makanya Kuliahnya diselesain dong, dan studi saya tak perlu diakui oleh org yg kaleleran mikir urusan org lain kayak kamu udah mau jadi Gila.
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha.... Kong kiapa Prof Lucky deng Prof Najoan yang tanda-tangan?
        +6285341698921:
        - Emangnya kamu apa, kalu org Istimewa di Bolmng nggak mungkin matian2 ke luar daerah.
        Katamsi Ginano:
        - Jawab dulu itu urusan tanda tangan.
        - Justru karna istimewa makanya hebat di luar Mongondow. Kiapa, ngana mo jadi apa di luar Mongondow so?
        +6285341698921:
        - Ya mereka Rektor dan dekan ternyata anda buta soal Administrasi Akademik.
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha.... Kita ulang, neh: Lucky Sondakh itu Rektor 2004-2008; Prof Nayoan itu Dekan FE 1994-1999. Bagimana dorang dua boleh tanda tangan ngana pe ijazah?
        - So nyanda asik ngana, noh. So tumpul, pandusta lei.
        +6285341698921:
        - Anda yg Pembohong mati, dasar DO dari Unsrat.
        Katamsi Ginano:
        - Eit, biar DO maar pernah di Unsrat, toh. Ngana cuma mimpi-mimpi deng mengaku-mangaku alumni Unsrat.
        - Nyanda usaha malu bukan kuliah di Unsrat. Nyanda usah malu lei kalu DO. Dari kalu ngana mengarang-ngarang bagini kan lebe bekeng malu kalu dapa tangka.
        +6285341698921:
        - Memang saya tdk perlu suruh ngaku sama anda, anda bukan pejabat, cuman tukang suruh para bule Newmont malu dong.
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha, ngana ulang-ulang barang so basi. Jelaskan jo dulu itu urusan ijazah.
        - Eh, sese' skali mangaku-mangaku alumni Unsrat rupa bagitu.
        +6285341698921:
        Tadi saya sdh jelaskan mengerti atau tdk,
        Katamsi Ginano:
        - Mana itu penjelasan? Mana? Ha ha ha.... Sese' skali ngana, eh. Mangaku-mangaku sarjana, ijazah Prof Lucky dengn Prof Najoan tanda-tangan.
        - Satu Unsrat tahu itu nyanda mungkin. Nintau malo ngana, eh. Nyanda usah malo mangaku ngana cuma pernah kuliah di UDK kong nyanda klar lei. Torang nyanda mo ejek kua', deng nyanda mo gugat lei.
        +6285341698921:
        - Eh kenapa mau tuding saya Mahasiswa UDK, Kok mau keluar batang tenggorokkan Kamu menuding org yg mereka tdk tau, bagaimana org tdk pernah mengenyam pendidikan Tinggi di Bolmong terus mau dipaksakan, selain hanya di Manado, apalagi sebut UDK siapa yg Kuliah UDK, atau kamu yg kuliah di perguruan tinggi itu, hei berjikir dulu anda.
        - Kok kamu yg sewot, jgn iri Mas, kok Kesarjanaan saya anda yg setengah mati mikir.
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha, sapa yang iri? Kita kasiang pa ngana. Bagini dungu: Ngana mangaku ngana pe ijazah Prof Lucky deng Prof Najoan tanda tangan. Itu mustahil karna dorang dua beda taong jabatan (maar parcuma lei kua' mo jelaskan pa ngana, kang. Pasti ngana tetap nyanda mangarti).
        - Selebihnya, biar jo ngana berhalusinasi. Kurang itu yang ngana boleh bekeng, toh.
        - Maar, ngana so nyanda asik. Sama deng gula-gula goroh, depe rasa so tawar.***

        Ca’ile, Orang Kampung Kong Ba Gaya Kota: Percakapan (Lagi) Babak I

        PESAN-PESAN pendek dari nomor +6285341698921 yang sempat terhenti beberapa saat, Rabu malam (27 April 2011) kembali membanjiri telepon saya. Intensitasnya makin tinggi sejak Kamis pagi (28 April 2011) hingga pukul 15.37 WIB.

        Pembaca, Anda bisa membaca bagaimana isi pesan-pesan pendek itu dan akhirnya mungkin dapat menduga siapa pengirimnya. Mengingat percakapannya cukup panjang, untuk memudahkan penyajiannya saya bagi dalam dua babak. Yang pertama:

        +6285341698921:
        - Makanya you jgn cuma hidup di Luar Daerah trus, mo bilang anak Kampung tapi batang hidungnya nggak pernah kelihatan di Kampung gimana bilang anak Kampung, e ternyata anda hidup diluar lebih Bodok Jalan Amal tidak ada Litir goblok makanya kalu ngaku org kampung hrs tau Kampungnya, e Saya ke Luar Negeri tdk dibiayai Newmont duit sendiri bukan kayak kamu hanya penjilat sama Newmont.
        - Kalu cuma hidup di Mongondow mungkin hanya Kel Kamu saja, kalu saya dan Kel saya Mongondow hanya tempat bersilaturahmi Keluarga.
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha..... Luar negeri mana? Taruhan 10 juta ngana blum pernah injang LN. Bahasa Indonesia saja nyanda lurus, apalagi bahasa Inggris.
        - Jalan Amal itu sebagian bekas sawah. Ah, ente rupa orang kota basar jo. Ente pe kampung lebeh jao ka udik dari kita pe tampa tinggal di Kota.
        - Yes, kita memang orang Newmont, maar bukan cuma orang suruh-suruh. Nyanda rupa ngana katu', yang ki ata i ata. Ha ha ha....
        - Rupa butul jo Mongondow cuma tampa silahturahmi keluarga. Eh, saudara biar mo bekeng seolah-olah ngana anak di luar Mongondow, ngana pe bahasa bukang anak kota basar pe bahasa.
        - Kita analis bertahun-tahun, jadi kita tahu anak orang susah yang sok kaya. Sama deng ngana ini, noh
        - Stupidity always no limit.
        - Ha ha ha.... Mana suaramu?
        +6285341698921:
        - Analis tai. . .
        - Coba you mampir ke Jln Amal tunjukkin ke saya Mana sawahnya selain hanya rumah padat penduduk n salah satunya Om Benyamin Ginano pe Rmh yg ada di situ, bilang anak Kampung kondisi Jl Amal aja nggak di ketahui lagi seperti apa bentuk dan modelnya dasar tolol anda ini.
        Katamsi Ginano:
        - O, lanjut lagi? Ayo.... Ha ha ha....
        - So bilang ente pe bahasa kasar payah. Kampungan skali.
        - Kita kuatir ngana memang kurang daya tangkap, jadi kita musti sabar mo ajar. Bagini: Kita bilang kita basar di litir di Jalan Amal. Depe arti itu 20 taong lalu. Sebelum ngana mendongeng kamana-mana, tanya jo pa Ulfa Paputungan kalu sampe taong brapa masih ada sawah di Jalan Amal.
        - Kong, so bilang lei sudah jang bekeng moi-moi itu bahasa. Ngana nyanda cocok pake bahasa bagitu. Lebe dapa lia kalu ente snob.
        +6285341698921:
        - Anda bicara soal Pekerjaan bahwa yg lain hanya tukang suruh, terus anda di Newmont tukang apa, kalu bukan budaknya org Newmont anda kan sering disuruh berangkat ketempat yg diinginkan oleh Perusahaan, itu Namanya budak, kamu mau sok aksi keberadaan kamu aja di Mogolaing siapa tdk tau, e Presiden aja makan gaji pada rakyat disuruh oleh rakyat, apalagi kamu cuman Rakyat Jelata seperti saya, pemilik Newmont aja nggak sombong spt anda, apa lagi yg hanya makan gaji sama dia.
        - Makanya Kalu udah era 2 ribuan jgn pake lagi bahasa Litir, ternyata kamu masih primitif.
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha.... Memang langit 2 centi ente kang. So bilang kita pe pekerjaan bagus. Sedang ngana pasti maleleh gidi-gidi kalu kita kase tahu bagimana depe sadap ini karja babajalan. Daripada ente,  cuma dapa suruh-suruh di Kotamobagu; kong yang ba suruh lei cuma anak spangal.
        - Dapa tau ngana memang bukang orang yang tahu kota basar. Newmont itu public listed company. Depe artinya, ini perusahaan so orang banya' punya.
        - So itu kase klar itu skolah. Kalu kita yang pengetahuan so cukup, boleh DO. Kalu ente, so musti kase trus, supaya itu di atas kapala tatambah sadiki depe tinggi.
        - Ha ha ha.... Biar jo primitif, maar nyanda sama deng ngana yang mati-matian mo ba gaya rupa orang kota basar deng kaya. Kasiang, mimpi deng kenyataan so baku campur.
        +6285341698921:
        - Siapa yg suruh apa saya ini anda sdh tau kalau siapa Saya.
        - Yang kampungan kamu bukan saya, masak hidup dan tinggal dilitir walaupun 20 thn yg lalu, susah gimanapun org Bolmong msh tinggal digubuk atau rmh bukan dilitir kasihan pola pikir anda ini.
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha.... So itu jang gaptek. Cuma 10 menit lokalisir ngana pe nomor, so dapa tahu. Dari Senin kita tahu sapa yang bolak-bale kirim SMS. Ngana kira teknologi yang torang pake sama deng ngoni biasa pake.
        +6285341698921:
        - Anda punya keberadaan saya sdh tau termasuk Keluarga anda, kan rmhnya Depan rmhnya Pak Ir. Hardi Mokodompit kan ? Asisten II KK jadi jgn Sombong dong. . . .trs yg tdk tamat sekolah siapa jgn ini cuman menampar muka sendiri.
        - Iya siapa. . . .
        Katamsi Ginano:
        - Ah, Ending rupa-rupa jo ngana! Ha ha ha.....
        +6285341698921:
        - E. . .Ending mana e saya jarang ketemu org apalagi yg anda sebutkan ending aqu baru tau dari kamu...
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha...... Dapa tangka dia.
        +6285341698921:
        - Siapa yg ditangkap, sy udah lama menggunakan handphone ini dan baru kali ini saya sms dgn kamu jadi jgn salah kaprah. 
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha.... So tako toh.
        +6285341698921:
        - Ini udah salah sebut org, makanya udah nggak benar cara ngomongnya.
        - He udah habis bahan kok nggak nyahut lagi. . . .
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha, mo mangada orang rupa ngana mo abis bahan bagimana? Kita boleh ba cirita apa saja, yang tantu lebe banyak ngana nyanda paham.
        +6285341698921:
        - Justru saya lebih ingin nantang anda, dan saya juga nggak kehabisan bahan untuk mencerdaskan anda.
        Katamsi Ginano:
        - Ijazah instant sudah, apalagi? Sehan Ambaru? Kurang mo tunggu depe mulu basar mo somasi itu. MK? Ah, mo kalah yang jaga suruh-suruh pa ngana itu. Jadi apa lei?
        - Nah, apa ngana mo bahas? Harga minyak dunia? Ekonomi global? Tren teknologi (kalu ngana mangarti lei apa itu teknologi), ilmu pengetahuan masa depan, atau mo ba bale ka litir di Pobundayan?
        - Ha ha ha....
        +6285341698921:
        - Oh yg disuruh siapa, terus litir Pobundayan maksudnya kamu ini apa, saya nggak ngerti obrolan anda, cerita yg nggak masuk akal semua,
        Katamsi Ginano:
        - Memang nyanda maso diakal pa ngana. Ada akal so? Ha ha ha....
        +6285341698921:
        - Terus apa hubungannya dgn MK, itu Lembaga Negara yg nggak ada hubungan dgn saya.
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha.... Kalu bagitu apa topik yang ngana mau?
        +6285341698921
        - Sebaiknya karyawan Newmont ini di rawat dulu dirmh sakit Jiwa, biar Normal kembali.
        Katamsi Ginano:
        - Hi hi hi.... Nyanda apa-apa, noh. Kita memang so barencana mo ba priksa. Baku balas SMS deng ngana memang perlu waspada apa kita masih waras atau nyanda.
        - Bilang kua' mo bahas topik baru. Ada tanya apa, jawab apa.
        +6285341698921:
        - Lebih baik saya sarankan anda ini perbanyak Sholat dan tahajud memohon ampunan pada Allah swt, atas segala salah, dosa dan hilaf yg anda kerjakan selama ini.
        Katamsi Ginano:
        - Nah, ini dia, Tuhan pula yang dibawa-bawa. Saran diterima. Trus apa setelah itu? Trus urusan manusia yang ada di dunia ini mo bagimana? Hayo.....
        +6285341698921:
        - Anda yg berada diluar daerah bagaimana berfikir utk memajukan daerah ini baik dari sisi Infrastruktur Pembangunan maupun dari sector Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, SDM yg ujung2nya utk Kesejahteraan Rakyat Bolmong Raya.
        Katamsi Ginano:
        - Nah, ini cara berpikir tidak bertanggungjawab. Begini saudara, ada pembagian tanggungjawab dan hak yang jelas dari tiap individu dalam negara; yang semestinya dihormati dan dijalankan.
        - Berpikir dan melakukan, seharusnya dijalankan sesuai dengan aspek yang secara sadar dipilih.
        - Saya mau mencontohkan: Sehan Ambaru memilih bekerja sebagai PNS di Bolmong, yang ujungnya (secara ideal) adalah menjadi bagian dari mensejahterahkan Bolmong.
        - Saya memilih bekerja di sektor yang lain, mengkontribusi pada negara dan Bolmong khususnya, lewat pilihan itu.
        - Kalau saudara Sehan Ambaru "mengacau" seperti yang terjadi 31 Maret 2011, maka kontribusi saya yang riil adalah ikut melakukan pegawasan dengan (kalau perlu) menempeleng otak bebalnya.***

        Wednesday, April 27, 2011

        Lucunya Para Tuyul: Satu Lagi Percakapan dengan Mahluk Halus

        SIANG ini, Rabu (27 April 2011), saya menyempatkan diri mengamati wajah di kamar kecil, bahkan bertanya pada beberapa staf, apakah saya masih tampak waras atau terlihat mulai meheng? Salah seorang asisten saya, yang lebih tepat dikatakan sahabat di dalam dan luar kantor, hanya tertawa dan bilang, ‘’Pertanyaan itu menunjukkan elu masih waras.’’

        Bagi saya, pertanyaan yang dianggap main-main itu sungguh serius. Musababnya, selama tiga hari terakhir saya berbalas pesan pendek dengan sejenis orang yang saya curiga tergolong berotak ‘’miring’’. Dua seri percakapan yang berlangsung Senin (25 April 2011) dan Selasa (26 April 2011) dilakukan dengan pemilik nomor  +6285399551367; sedang yang berlangsung hari ini sejak pukul 11.56 WIB hingga 15.26 WIB dengan nomor +6285341698921.

        Saya sungguh kuatir mulai agak tidak waras karena berbalas pesan pendek dengan mahluk yang apa boleh buat diidentifikasi saja sebagai tuyul. Yang jelas, baik nomor pertama maupun nomor kedua, saya yakin tahu persis siapa orangnya. Pembaca, tanpa berpanjang-panjang, Anda simak sendiri bagaimana percakapan kami:

        +6285341698921:
        - Sobutul Sehan Ambaru mo Somasi Supaya You tau ini Dunia Bolaang Mongondow bukang cuma ngana mo ator dg mo Kuasai
        - Kiapa so tako ?
        Katamsi Ginano:
        - Ah, sapa ini, kang?
        - O, kapan Sehan pe somasi dikirim? Perlu kita pe alamat?
        - So tunggu-tunggu lei itu somasi, deng nyanda sabar lei. Ha ha ha.....
        +6285341698921:
        - Tidak usah Ketawa memang Manusia yg nggak punya otak, sebagai Org yg tinggal di Daerah Totabuan aq udah rasa muak baca tulisan kamu di Media n di Blok Mongondow, ini tepenya Manusia seperti Yakis.
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha, jangang baca, dang. Cuma yaki yang jaga kore-kore luka sandiri. Itu blog kan ada bekeng bukang for orang bodok, tapi for orang ba pikir. Kalu nyanda ada pikiran deng depe lidah ada pa orang laeng pe panta, tantu depe isi cuma bekeng marah.
        - Kong sapa ini? Tuyul baru lei? Talalu banya' tuyul di Mongondow skarang, kang?
        - Halo, mana ini suara? Masih konsultasi apa yang mo bilang? Jang lama-lama depe konsultasi. Lebe lama lebe dapa tahu kalu ba marah cuma deng modal duga-duga.
        +6285341698921:
        - Kamu kayak Ikan Teri atau Ikan Putih Yang kalau disantan banyak tai Minyaknya itulah kamu He. .he . .he
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha, kita orang Mongondow, jadi memang suka ikang putih katu'. Ah, ente kalu orang Mongondow pasti lei suka ikang putih. Sudah jang ba gaya rupa tuh tau makanan laeng jo. Sama-sama orang kampung kua'.
        +6285341698921:
        - Konsultasi dgn pantatnya kamu, gimana pantatnya seperti Pantat Belanga. . .
        Katamsi Ginano:
        - Yang kita kagum pa orang-orang rupa ngoni ini, ba SMS nya' jelas sapa, cuma cacing kong ba pikir ular basar.
        - Hi hi hi, orang itang rupa kita kong ngana mo harap warna apa, dang? Pars?
        - Eh, kong cacing sapa ini, dang? Supaya kalu pas baku dapa, jang sampe kasiang kita salah ba injang kong dapa injang di kapala, toh.
        +6285341698921:
        - Cacing dari perutnya orang kurang Gizi dan Hitam Pekat.
        - E mana suaranya, apa lagi konsultasi atau lagi mikir bahasa apa lagi mo di pake. . He . .he . .he
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha, yang lama ba balas ente stau, ah.
        - Ciri-ciri orang kurang gizi antara lain lamban berpikir. Coba cek ente pe kecepatan berpikir. Kalu plang, itu depe tanda.
        - Kalu itang, ya, Alhamdulillah katu'. Dapa lia manis, ha ha ha....
        - Kita yakin kalu torang dua kase ba diri sama-sama, pasti kita lebe ganteng. Kalu ente parampuang, pasti blum laku kong umur so magrib, hi hi hi....
        +6285341698921:
        - Kamu kayaknya baru selesai digigit anjing gila ya, maka mau di Somasi sama Pak Sehan dan saya dukung itu. . . .
        Katamsi Ginano:
        - Nah, jelas ini ciri-cir pengidap kurang gizi. Lambat berpikir dan tidak nyambung.
        - Kita ada tunggu-tunggu Sehan pe somasi. Makin capat makin bagus. Maar kita mo ba taruh, bukang somasi yang datang, tapi depe permintaan maaf.
        - Bukang cuma ente yang dukung Sehan pe somasi; kita lei dukung.
        +6285341698921:
        - Makanya anda dihamtam kiri kanan saat ini, karena dasar hanya hidup diluar daerah org yg tinggal di Bolmong mau di Obok-obok, dasar kamu hanya penjilat sama Bule. 
        Katamsi Ginano:
        - Nah, salah lagi. Kita pe anak buah samua bule, bagimana kita mo jilat pa dorang.
        - Hi hi hi.... Butul-butul nyanda nyambung deng ente ini, kang.
        - Kita kase nasehat dulu tre': Kalu mo baku manyao deng orang, blajar bae-bae dulu, cari tau dulu itu orang, kong cari masalah. Kalu nyanda, bekeng malo kasiang.
        +6285341698921:
        - Belajar apa sama kamu, sekolahnya aja nggak Jelas, saya dapat Info  dari teman2 saya yg kuliah di Unsrat Manado, kamu katanya Kuliah hampir di  semua Fakultas di Unsrat tapi tdk Selesai, saya pikir jgn2 Manusia ini sdh DO terus ngaku-ngaku msh Kuliah, ah. . .muak bicara dgn orang ini.
        Katamsi Ginano:
        - Betuuuuullllll..... Maar nyanda samua fakultas katu'. Deng salah lagi itu info, so lama kita bilang kita kaluar skolah. Memang DO katu', kong mo bilang apa? Maar, nyanda bli ijazah, toh?
        - Deng ada karja bae-bae, toh. Kita yakin kalu ngana yang iko tes for kita pe level pekerjaan skarang, sedang lulus stage 1 maar nyanda. No depe tes ada 12 stage.
        - Kalu ngana nyanda mangarti apa itu stage, cari kamus jo dulu. Jang ngana kira stagen lei komang.
        - O, kita herang lei deng ini samua tuyul yang ba SMS rupa ngana, salalu mempersoalkan kita pe skola deng fisik yang kerempeng deng itang. Kalu di Unsrat samua tahu kita nyanda klar; deng kita nyanda sambunyi-sambunyi. Sama deng kita kerempeng deng itang.
        +6285341698921:
        - Yah kalu udah DO, sadar diri . . . .berarti kamu buta tuli, e . .buta huruf nggak Sekolah ngomongnya kayak Dosen Progran Paskah Sarjana malu . . .dong
        Katamsi Ginano:
        - Maar kita pe skolah laeng kan ngoni nintau deng nyanda perlu kita kase tahu. Kasiang soalnya, somo banya' yang malu.
        - Ha ha ha, maar nyanda bol-bol deng prosesor plang rupa ngana, toh?
        - Gampang mo cek kita pe skolah. Browsing jo (mangarti apa ini arti "browsing"?), pasti mo dapa. Abis itu ambe leper kong ba kaca, sebab ente lei kan skolah nyanda klar.... Ha ha ha.... Dapa tangka dia.
        +6285341698921:
        - Oh kamu yang Malu, pantas dong, nggak ada yg tuyul kamu yg 'Mba Yul.
        Katamsi Ginano:
        - Nyanda nyambung lagi. Adoh, bagimana lei, ada bacirita kapala, ente balas deng dengkul.
        - Malu bagimana? Kita ada karja, bagus lei, bukang tuyul rupa ente; kong mo malu pa sapa?
        +6285341698921:
        - Siapa yg tidak Kelar ya ini orang yg asal nyelonong dan asal bunyi, kalu kamu tau siapa saya kok ngomong nggak klar. . . He he. . . .he
        Katamsi Ginano:
        - Ccckkkk, ada tamat SMA jo?
        - Tau, noh. Gampang mo cari tau, hi hi hi....
        +6285341698921:
        - Saya bukan Pak Salihi ya Mas ?
        Katamsi Ginano:
        - Makanya, kalu ada kase skolah, blajar bae-bae supaya mangarti itu dunia pe basar bukang cuma sama deng tuh tampurung kalapa.
        - Butul, Om Salihi pe ijazah Paket B deng C. Sama deng Bupati Boltim. Maar dorang nyanda sambunyi. Sama deng Ketua DPR KK lei toh.
        +6285341698921:
        - Memang kalo org kurang gisi kayak kamu ini otaknya memang tumpul.
        Katamsi Ginano:
        - Hi hi hi, ini contoh ba cirita deng orang nyanda genap. Kita kamana, ente kamana. Baca bae-bae kua', supaya asik deng dapa lia ente mangarti apa ente pe maksud.
        +6285341698921:
        - Saya nggak mau tau Boltim ama DPR KK, tapi kamu sangat memprihatinkan pola Pikir yg sangat sempit n Kerdil.
        Katamsi Ginano:
        - Ah, ini rupa putar ulang kaset kalamaring deng kalamaring dulu? Nyanda ada yang baru selain sempit deng kerdil? Kalu sempit deng kerdil, kong kiapa? Ente keberatan? Gugat, dang.... Ha ha ha....
        +6285341698921:
        - Anda kan sdh mau di Somasi, dan akan digugat secara Hukum oleh Pak Sehan Ambaru, anda tau UU IT sudah ada dan ancaman Hukumanya 6 thn Penjara, utk itu aq sarankan anda utk belajar banyak soal Hukum Pidana biar tau itu aturan.
        - Anda hrs siap2 Gugatan Hukum Pak Sehan, dan banyak yg akan lakukan gugatan hukum sama Anda, dgn tulisan-tulisan anda dalam jejaring Sosial Dunia maya/FB dgn Lantang anda banyak menyinggung Pribadi orang.
        - Ingat Semua tulisan anda telah di Print dan di Copy utk dijadikan barang bukti.
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha, bagimana lei ini? Sudah, urusan hukum so blajar. Tinggal tempo apa itu somasi, napa ada tunggu-tunggu. Ente memang plang prosesor. Mana itu somasi?
        - Kalu cuma kita pe tulisan, kalu ente deng Sehan perlu, nanti kita print akang lei. Kalu perlu kita kase komputer lei for pake.
        +6285341698921:
        - Anda gak usah berdalil n beretorika tunggu aja
        Katamsi Ginano:
        - Mana? Ini ada tunggu-tunggu. Ngoni samua, yang suka ba SMS glap, memang payah. Kurang ada tunggu-tunggu ini.
        - Mo forum terbuka, mari. Mo ka polisi, inta. Mo somasi, mana? Maar, asal butul. Ha ha ha....
        +6285341698921:
        - Memang anda ini pantas diberikan Pelajaran biar anda tau bahwa hidup itu harus tau Etika.
        Katamsi Ginano:
        - Betulllllll.... Hadodo, pasti ente yang nyanda mangarti etika. Coba, etika dasar bilang, kalu mo tanya sapa ini, pasti orang yang blajar etika kase tahu. Nah, sapa ini dang?
        - Ha ha ha.....
        +6285341698921:
        - Ya ngomong sama Yakis susah juga utk ketemu, binatang Macam ini. . . .
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha.... Kita rasa butul ngana nyanda lulus SMA, noh. Sedang momake masih klas rendah pe momake. Masak ngana pe referensi cuma yaki. Nyanda ada yang laeng?
        +6285341698921:
        - Itu akibat anda tidak paham soal penyampaian bahasa yg baik, makanya tinggal dgn bahasa2 yg  kasar yg ditujukan pada anda supaya anda bisa Paham, Kalau soal Pendidikan saya justru patut pertanyakan kredibilitas Pendidikan anda ada tamat SD atau cuma tamat TK.
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha.... Sedang bahasa kasar musti blajar kasar yang butul. Dapa lia ente nyanda cukup berpendidikan untuk menggunakan bahasa kasar deng baik.
        - Ente pe bahasa kasar kelas pasar punya.
        +6285341698921:
        - Oh bahasa Pasar saya, udah pasar Modern seperti Supermarket, nggak seperti cuma Pasar Kilat angin Tiup rubuh.
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha.... Paling jao cuma ta putar-putar di Mongondow, sudah jang ba gaya. Sama-sama anak kampung.
        - Ini komang kita musti akui ente lucu skali.
        - Mo ba gaya metropolitan deng rupa berpendidikan, maar litir tetap jo litir.
        - Kalu kita nyanda perlu sok modern, memang ada basar di litir di Jalan Amal.***

        Tuesday, April 26, 2011

        Iuuuu…, Sehan Ambaru Mo Somasi Pa Kita

        SEDIANYA saya ingin jeda sejenak, Rabu petang (26 April 2011), selepas kesibukan yang susul-menyusul (sesekali mencuri-curi waktu berbalas pesan pendek dengan pemilik nomor +6285399551367 --yang sudah saya ketahui siapa orangnya-- tentang ijazah instant di Bolmong. Pada ‘’tokoh kita’’ ini, saya berterima kasih karena telah membenarkan putra Bupati Bolmong, Bayu, adalah pemilik ijazah instant). Namun dua pesan pendek dari dua media cetak terbitan Manado dan Kota Kotamobagu membuat saya menunda waktu istirahat.

        Dua kawan wartawan, dari Radar Manado dan Radar Totabuan, mengontak untuk konfirmasi berkaitan dengan pernyataan Sehan Ambaru yang akan melayangkan somasi karena tulisan saya di blog ini. Somasi itu tersebab dia merasa terhina dan menderita kerugian akibat tulisan ‘’Bos Bilang….” Yang saya unggah di section Ambunga-Nga.

        Begitu bersemangatnya Sehan, yang dengan gagah berani menyampaikan dia menyandang gelar Sarjana Hukum (SH),  bahkan mendatangi rekan-rekan wartawan itu dan meminta rencananya ditulis sebagai berita.

        Pantas Dihina

        Ada enam poin komentar yang saya sampaikan ke Radar Manado dan Radar Totabuan. Saya berharap tidak diedit terlampau banyak agar pembaca bisa menangkap secara utuh substansi yang saya sampaikan. Termasuk tindak lanjut yang akan saya ambil berkaitan dengan ancaman somasi itu. Sayangnya, saya tidak akan mengutip poin-poin itu di sini. Biarlah kita semua langsung membacanya di dua Koran itu.

        Yang ingin ditegaskan di sini adalah: Pertama, kalau saya mengolok-olok lewat tulisan ‘’Bos Bilang….” dan membuat dia tersinggung; bagaimana dengan caci maki dan cibiran yang jumlahnya hampir tak terhitung semisal di grup facebook Pinotaba’ dan Bolmong Raya?

        Kedua, sebagai penyandang gelar SH, dia tentu tahu persis bahwa di ruang publik seorang PNS akan diawasi tidak hanya oleh institusi dan atasannya, tetapi segenap warga masyarakat. PNS yang berlaku tidak etis, profesional, dan beradab, lebih dari pantas dicaci dan dihina. Pendapat ini dengan catatan, dia memang belajar hukum dan SH-nya adalah gelar yang diperoleh dengan benar; bukan instant dan abal-abal.

        Ketiga, karena dua aspek itu, saya jadi curiga Sehan ini adalah sejenis orang yang ‘’tidak genap’’, entah karena stress dengan dinamika politik Bolmong terkini atau disebabkan faktor lain yang sebaiknya kita serahkan pada ahlinya di RS Ratumbuysang Manado. Bagaimana disebut genap kalau tanpa rasa malu dia masih petantang-petenteng di Pemkab Bolmong, padahal sudah jadi obyek olok-olok karena mulut besarnya. Terakhir saya dengar dia punya hutang taruhan Pilkada Bolmong, yang selain uang juga melepas seragam PNS-nya, yang sudah ditagih-tagih.

        Kalau Sehan masih punya rasa malu, gelar SH-nya diperoleh dengan benar (artinya pula dia paham seluk-beluk hukum), dan cukup ‘’genap’’, maka jangankan mengancam mensomasi siapa pun (tidak hanya saya), keluar rumah barangkali dia tak berani lagi. Saya yang hanya punya pengetahuan hukum pas-pasan saja tahu bahwa PNS yang membawa-bawa nama seseorang untuk melakukan sesuatu atas nama kedinasan; diancam dengan sejumlah sanksi. Insiden Kamis (31 Maret 2011) lalu yang dipicu Sehan jelas adalah penyalahgunaan wewenang.

        Satu masalah itu saja cukup jadi alasan melaporkan yang bersangkutan ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi MenPAN & RB yang kita semua tahu sedang gencar-gencar menegakkan etika dan disiplin birokrasi. Sial bagi Sehan, insiden itu juga tidak ada hubungan dengan tugasnya sebagai PNS di bagian hukum; melainkan politik praktis untuk mendukung salah satu calon Bupati yang kalah di Pilkada Bolmong.

        Somasilah Segera

        Tak sabar saya menunggu somasi dari Sehan Ambaru. Dengan somasi dari dia, saya punya alasan menggugat yang bersangkutan, juga atasannya dan atasan dari atasannya hingga ke yang tertinggi. Sebagai PNS --yang saya tulis, termasuk olok-olok yang ''katanya'' menimbulkan perasaan terhina, konteksnya tegas: posisi sebagai PNS-- , Sehan harus melapor dan meminta izin atasannya agar bisa melayangkan somasi yang sudah diancamkan itu. Izin atasannya mutlak karena pangkal-soal perasaan terhinanya tak lepas dari insiden yang terjadi di Kantor Pemkab Bolmong.

        Adanya izin atasannya menjadi dasar bagi saya mempersoalkan etika dan disiplin macam apa yang dijalankan di Pemkab Bolmong. Memberikan izin mensomasi saya sama dengan atasan-atasannya mengetahui dan menyetujui tindakan liarnya. Sebaliknya, somasi Sehan tanpa izin atasannya juga menjadi dasar bagi saya menggugat karena atasan-atasannya mengabaikan tanggungjawab mereka mengawasi dan membina PNS yang perilaku serta adab (juga kecerdasannya) tercela.

        Pasal-pasal yang bisa digunakan menggugat Sehan Ambaru dan atasan-atasannya bertebaran di mana-mana, mulai dari UU dan turunannya yang mengikat PNS hingga perdata dan pidata yang bersifat umum. Saya ingin melihat apakah ada atasannya yang bersedia membuat kursinya panas dan terbakar hanya karena melindungi seorang Sehan Ambaru?

        SH yang menempuh pendidikan hukumnya dengan benar, saya yakin dengan mudah memahami bahwa saya tidak hanya mengertak; karena saya juga tidak suka digertak.

        Sebagai anak Mongondow yang dibesarkan di Jalan Amal, saya tidak tergolong kutu yang membuat gatal warga sekitar. Tidak pula saya dikenal sebagai tukang bikin rusuh dan resah orang sekampung. Reputasi saya dan saudara-saudara kandung tidaklah sempurna, tapi cukup membanggakan sebagai warga yang taat hukum dan taat sosial.

        Di luar lingkungan saya dibesarkan, setelah beranjak dewasa, saya bukan anak Mongondow yang bisa diperlakukan seenaknya. Saya bangga menjadi anak Mongondow dan mengharamkan siapa pun boleh mengancam atau menakut-nakuti. Tidak juga hanya ancaman ecek-ecek berupa somasi Sehan Ambaru yang namanya baru saya dengar belakangan ini, itu pun tanpa sesuatu yang positif, kecuali menjadi tukang gonggong bayaran di Mongondow atas nama aktivis atau LSM.

        Jadi, Sehan, saya dengan tak sabar menunggu somasi Anda. Mari kita menguji siapa yang paham hukum dan siapa yang isi kepalanya memang cuma kacang polong. Sembari, saya nasihatkan, bersiaplah menghadapi hal-hal yang lebih besar dari sekadar olok-olok saya. Kami semua masih ingat bagaimana Anda menjadi garda depan mempersoalkan ijazah Salihi Mokodongan (Bupati Bolmong 2011-2016 terpilih) –mengunggah tuduhan dan dokumen-dokumennya ke facebook dan sebagainya. Bupati terpilih ini tentu punya sesuatu yang harus segera Anda perhitungkan dengan serius.***

        Babak Dua Percakapan Ijazah ‘’Instant’’: ‘’Pegel, Deh!’’

        PESAN pendek dari nomor +6285399551367, yang berhenti kemarin petang (Senin, 25 April 2011) saya pikir tak akan berlanjut. Ternyata tidak demikian. Sejak tadi pagi (Selasa, 26 April 2011) pukul 07.43 WIB nomor yang sama mulai mengirimkan pesan pendek dan baru berhenti di jedah makan siang saya, pukul 12.31 WIB.

        Dari pesan pendek yang saling bersahutan, saya menyimpulkan bahwa pemilik nomor tersebut mengira sayalah yang menyebarkan nama anak politikus yang diduga berijazah instant lewat facebook. Dia bahkan mengancam si oknum yang terduga itu akan melapor ke polisi dengan sangkaan pencemaran nama baik.

        Pembaca, Anda bisa menikmati persahutan antara saya dan ‘’tokoh misterius’’ yang sesungguhnya sudah terduga itu, sebagaimana percakapan sebelumnya yang diunggah pula di blog ini. Selebihnya, Anda nilai sendiri.

        +6285399551367:
        - Ngana kerempeng dari tereng  molia org laeng pe Kemajuan dan Kelebihan di Mongondow ini, kemudian qta samua kanal krn ada berbuat utk org banyak di Mongondow, kalu Tukul org tau krn dia Pelawak Selebriti, jadi mandingan tukul ketimbang ngana cuma jalan amal yg tau, Lorong Budi dgn Lorong Mimosa Mogolaing pun nyanda tau pangana jadi jgn cuma jago batulis di Koran dari tulisan nyanda karuan binci org mobaca, seharusnya ente tau diri dan tau Malo, dega dia don kon Opoyu iko naa
        Katamsi Ginano:
        - He he he, lanjut lagi ini, dang?
        - Kita pikir-pikir bagimana kita mo tereng, kang? Kita bukang politisi, bukang birokrat, nyanda korupsi (hadodo, ada 100 miliar BPK bilang yang nyanda beres di Bolmong. Itu baru 2008-2009 punya, blum yang laeng), kong nyanda bli ijazah, jadi di mana kang kita ba tereng akang?
        - Kalu orang lorong laeng nyanda kanal, nyanda apa-apa, noh. Biar jo katu'. Deng kalu nyanda ada yang mo baca yang kita tulis, biar jo lei. Nyanda ada yang mo ba paksa.
        - Nah, ta dia' ko opoyu tua, bukang kita; tapi itu gerombolan yang dorang rasa Mongondow so dorang punya; pake doi APBD deng doi rakyat lei. Itu yang dia' don ko opoyu.
        - Kong kalu kita terek itu orang-orang bagitu; ada masalah apa? Boleh, toh? Undang-undang blum larang. Ha ha ha.....
        +6285399551367:
        - Ngana ini memang kuat batereng dgn Politisi dan Birokrat di Bolmong dan semua org di Ktg amati amati terus ngana pe kalakuang, bagimana nda batereng setiap saat batulis kong bahamtam org laeng, apa itu bukang batereng, Ngana ini mo bilang LSM bukang Organìsasi bukang mungkin Lengkebong.
        Katamsi Ginano:
        - Memang bukang LSM deng organisasi, ha ha ha.... Deng tabobale stau, bukang kita yanbg tereng tapi itu politisi deng birokrat yang so nyanda beres. Yang beres-beres katu' nyanda perlu tereng.
        - Kiapa, ente politisi atau birokrat? Kalu kita kan cuma orang kobong, jadi boleh bicara apa saja. Nyanda lulus skolah. Kalu malintang itu mulu, memang katu' so bagitu.
        - Beda deng yang mangaku so skolah, maar ternyata cuma bli depe ijazah.
        +6285399551367:
        - Inì depe Nama gila Urusan, ndak kerjaan
        - Siapa yg beli Ijasah ???
        Katamsi Ginano:
        - Butul itu, maar daripada gila jabatan; sedang orang so nyanda pilih masih ba gila supaya orang mo pilih. Hi hi hi....
        - Deng kalu gila urusan kan kita pe urusan sandiri. Masak cuma orang laeng yang boleh? Blum ada katu UU, Kepres, Permen, sampe SK Gubernur, Bupati deng Walikota yang larang.
        - Yang bli ijazah? Yang ente cumu sala satu kalamaring, dang. Kong yang laeng banyak lei katu'. Maar biar jo katu', itu orang pe modal. Cuma itu lei stau. Kalu kita kan nyanda perlu ijazah.
        - Maar jangang marah kalu itu yang jaga bli ijazah lei for kita nyanda ada depe harga. Ha ha ha....
        +6285399551367:
        - Sapa ngana pemaksud, kase jelas ngana pe maksud sapa, supaya bisa mempertanggung Jawabkan ini ngana pe bicara ini bos.
        - Sapa itu qta ada cumu co bilang
        Katamsi Ginano:
        - Ah, kan ente so cumu kalamaring, itu Bayu sapa itu, dang. Kita tahu, maar masak musti bertanggungjawab pa ngana? Sapa ngana? Polisi? Kalu polisi, pi usut dang.
        +6285399551367:
        - Ngana mampu buktikan siapa yg beli Ijasah, ìngat omongan akan memberikan Dampak Hukum pangana pe diri, ini dibawah ke Ranah Hukum, jgn karna mulut nt yg menderita.
        Katamsi Ginano:
        - Kiapa kita yang musti membuktikan? Kan gampang saja, polisi usut, beres toh. Sarjana tiga taong? Dengan syarat minimal 143 SKS, darimana bisa?
        - Samua orang yang pernah makang PT, biar nyanda klar, tau itu. Ya, buktikan saja kalu samua orang pe pengetahuan salah; tapi bagimana depe rumus, sebab maksimum SKS per semester 24. Kalu katu' itu universitas nyanda pake aturan Indonesia, jelaskan lei, noh. Maar depe afiliasi kamana?
        - Kong universitas swasta juga ada ujian standar sandiri; jadi lebe nyanda mungkin.
        - He he he, kita paham masalah akademik, toh.
        +6285399551367:
        - Ngana yg tulis di fb soal bayu beli Ijasah, disini secara hukum ente boleh pertanggung Jawabkan, soal tehnis menjawabnya soal Ijasah Sarjana adalah Rektor dan Dekan Dimana dia menamatkan studinya, cuma ente yg menuding Ijasah beli, apakah ente mampu pertanggung jawabkan berdasarkan Fakta Hukum atau tdk, ingat ente akan dìlapor ke Polisi soal Pencemaran nama baik ini ada Pasal bos krn sdh menyangkut Pidana.
        Katamsi Ginano:
        - O, pasti salah baca. Kita nyanda punya FB dan tidak main FB sama sekali. Dan tidak pernah menyebut Bayu sapa itu.
        - Bagus kalu lapor polisi. Kita so lama lei nyanda pasiar ka Polres Bolmong. Supaya sekalian mo tanya apa polisi ada bekeng.
        - Deng katu', supaya nyanda salah orang, cek-cek dulu. Orang laeng pasti yang ente maksud. Bukang kita. Ah, payah ente ini, salah dengar orang ba bise.
        - Kita tahu Bayu sapa itu karna ente yang bilang, toh.
        - Lama-lama ente so nyanda asik; orang laeng yang bekeng soal, ente bilang kita. Jang ba fitnah, ah.
        +6285399551367:
        - Tunggu jo ngana akan berurusan dgn Polisi, biar ngana tau inì Negara ada aturan Hukum kote tunggu jo bos.
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha, bagimana kita musti berurusan deng polisi sementara ternyata ente salah orang. Ini urusan boleh ba bale pa ente. Ais, bagimana lei kua', so salah orang, ba ancam lei.
        - Jadi tempo apa itu? Deng kapan katu' mo bekeng forum terbuka urusan ijazah instant? Biar katu' kalu fitnah, boleh mo bekeng lurus. Kalu butul, noh tinggal polisi pe tugas.
        +6285399551367:
        - Yg jelas ngana harus mampu buktikan soal Ijasah Instan, kalau tdk mampu buktikan nt harus siap terima akibatnya.
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha, kalu itu gampang. Satu kan cukup. Pasti boleh kalu itu. Kapan, dang, depe pembuktian?
        +6285399551367:
        - Nt yg hrs siap, menunggu Panggilan Polisi
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha.... Cari akan alasan jo for polisi. Deng kase jelas sapa yang mo ba lapor. Iyo, toh.
        +6285399551367:
        - Alasan Polisi motanya kan jelas, yaitu ngana tuduh Bayu Ijasah Instan, yg akan melapor jelas yg merasa Korban tuduhan dari ngana.
        Katamsi Ginano:
        - Ha ha ha, capat-capat kalu bagitu. Kita mo tunggu, neh. Mo lia lei Bayu yang mana itu.
        +6285399551367:
        - Nyanda usah ngana tanya Bayu yg mana, Bayu anak Bupati yg ngana pe Maksud na'ai don Umubol.
        Katamsi Ginano:
        - Masak depe ijazah instant? Kita baru tahu. Ha ha ha....
        - O, Bayu itu. Ada brapa Bayu yang politikus pe anak di Mongondow yang kita tahu.
        - Kalu bagitu ente salah orang. Nyanda satu kata deng satu potong huruf kita pernah tulis Bayu itu. Kita nintau kalu dia merasa itu dia. Kalu depe ijazah nyanda instant, kiapa musti kuatir? Kalu katu' memang instant, ah, so urusan polisi memang.
        +6285399551367:
        - Dasar ngana bukan menggunakan otak Manusia lagi, msh binatang yg lebih cerdas berfikir, dia yg tuduh sandiri skarang stel mo menghindari Pantas ngana ndak perlu di layani.
        Katamsi Ginano:
        - Di mana depe bukti kita bilang, tulis, atau apa? Kalu nyanda perlu dilayani, nyanda usah. Memang cuma buang waktu, toh. Kalu orang kobong rupa kita kan banyak waktu.***